-
Gambar Proyeksi
Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan cara proyeksi.
Jika
sebuah benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti gambar
4.1 maka proyeksi dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi
perpspektif dan gambarnya disebut gambar perspektif
Jika
titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi
( garis-garis penglihatan) menjadi garis sejajar, seperti pada gambar
4.2 . Proyeksi ini disebut proyeksi sejajar
Sedangkan proyeksi sejajar dibagi dua yaitu :
Gambar 4.1. Proyeksi Perspektif Gambar 4.2. Proyeksi Sejajar
-
Proyeksi Aksonometri ( sejajar yang tegak lurus)
Jika
sebuah benda disajikan dalam proyeksi orthogonal dan salah satu bidang
sisinya frontal ( sejajar bidang proyeksi) seperti tampak pada gambar
4.3a, hanya sebuah bidang saja yang tergambar pada bidang proyeksi, maka
tiga muka dari benda itu akan terlihat serentak, dan gambar demikian
memberi bentuk benda seperti sebenarnya( mudah dimengerti/dipahami
bentuk bendanya) gambar 4.3b. Cara demikian disebut proyeksi
aksonometri. Tiga bentuk proyeksi aksonometri adalah isometric, dimetri
dan trimetric.
Gambar 4.3. Proyeksi Orthogonal
-
Proyeksi Isometri
Sebagai
contoh diambil sebuah kubus. Pertama-tama kubus ini diletakkan seperti
pada gambar 4.4a. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal benda
berdiri tegak lurus bidang vertical ( bidang proyeksi). Sudut antara
bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35o 16'
Gambar 4.4b Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi akan
menunjukkan ketiga bidang dari kubus . Dalam gambar proyeksi ini
rusuk-rusuknya AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama panjang dan saling
berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o. Pada
gambar 4.4c diperlihatkan skala perpendekan dari rusuk-rusuknya pada
gambar proyeksi, yaitu 0,82 dari panjang rusuk sebenarnya. Proyeksi
demikian disebut proyeksi isometric
Gambar 4.4 Proyeksi isometri
-
Proyeksi dimetri
Gambar 4.5 dimetri Gambar 4.6. Proyeksi trimetri
-
Proyeksi trimetri
Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri yang khusus terdapat pada table dibawah ini
Tabel Sudut Proyeksi dan skala perpendekan
Cara Proyeksi
|
Sudut Proyeksi (o)
|
Skala Perpendekan
| |||
α
|
β
|
Sumbu x
|
Sumbu y
|
Sumbu z
| |
Proyeksi Isometri
|
30
|
30
|
82
|
82
|
82
|
Proyeksi Dimetri
|
15
35
40
|
15
35
10
|
73
86
54
|
73
86
92
|
96
71
92
|
Proyeksi Aksonometri
|
20
30
30
35
45
|
10
15
20
25
15
|
64
65
72
77
65
|
83
86
83
85
92
|
97
92
89
83
86
|
-
Gambar Isometri
Gambar 4.7 Kedudukan sumbu-sumbu isometric
Gambar isometric dari sebuah benda dengan sebuah bidang miring
Gambar 4.8
-
Proyeksi Miring
Gambar
4.9. Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring proyeksinya miring
terhadap bidang proyeksi. Pada proyeksi ini benda dapat diletakkan
sesukanya tetapi biasanya permukaan depannya diletakkan frontal terhadap
bidang proyeksi vertical. Dengan demikian bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada proyeksi
orthogonal. Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya sudut 30, 45
dan 60 derajat terhadap sumbu horizontal yang disebut juga sudut
proyeksi. Pada rusuk yang miring ini bila dipakai skala perpendekan= 0,5
dan sudut proyeksi 45o memberikan bentuk gambar yang jelas dan mudah dipahami seperti sebenarnya dan penggambarannya agak mudah.
Gambar 4.10 memperlihatkan gambar sebuah benda dalam proyeksi isometric dan proyeksi miring dapat dipakai sebagai perbandingan Gambar 4.10 Perbandingan Gambar isometric dan gambar Proyeksi Miring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar